Follow Me on Twitter

    Wednesday, February 24, 2010

    Kisah Rasulullah dan Pengemis Buta

    Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap
    harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya,
    Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu
    pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan
    dipengaruhinya.

    Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan
    makanan,
    dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang
    dibawanya
    kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang
    menyuapinya
    itu adalah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari
    sampai beliau wafat.

    Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang membawakan
    makanan setiap
    pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat
    Rasulullah SAW yakni
    Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak
    bukan merupakan
    isteri Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu,Anakku,
    adakah kebiasaan
    kekasihku yang belum aku kerjakan?

    Aisyah RA menjawab,Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan
    hampir tidak ada
    satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja.
    Apakah Itu?, tanya Abubakar RA.
    Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan
    membawakan
    makanan untuk
    seorang pengemis Yahudi buta yang ada disana, kata Aisyah RA.

    Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk
    diberikan kepada
    pengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan
    itu kepadanya.
    Ketika Abubakar RA mulai menyuapinya, sipengemis marah sambil menghardik,
    Siapakah kamu?
    Abubakar RA menjawab,Aku orang yang biasa (mendatangi engkau).
    Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku, bantah si
    pengemis
    buta itu.

    Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak
    susah mulut ini mengunyah.
    Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku,
    tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut,
    setelah itu ia berikan padaku, pengemis itu melanjutkan perkataannya.

    Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata
    kepada pengemis itu,
    Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah
    seorang
    dari sahabatnya,
    orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW.

    Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan Abubakar
    RA, dan kemudian berkata,
    Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya,
    ia tidak pernah memarahiku sedikitpun,
    ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia....


    Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar RA
    saat itu juga
    dan sejak hari itu menjadi muslim.

    Nah, wahai saudaraku, bisakah kita meneladani kemuliaan akhlaq Rasulullah
    SAW?
    Atau adakah setidaknya niatan untuk meneladani beliau?
    Beliau adalah ahsanul akhlaq, semulia-mulia akhlaq.

    Kalaupun tidak bisa kita meneladani beliau seratus persen, alangkah
    baiknya kita berusaha
    meneladani sedikit demi sedikit, kita mulai dari apa yang kita sanggup
    melakukannya....
    Continue Reading
     

    About

    Site Info

    Text

    Sumri's Blog Space Copyright © 2009 Community is Designed by Bie Blogger Template