Monday, August 16, 2010
Monday, April 12, 2010
The Arrival (Malay Subtitles)
Klik DI SINI untuk membuat pesanan anda!!
Dengan Sarikata Bahasa Melayu!!
Siri The Arrivals ini membawa kita menjelajah kepada pendedahan berkenaan dengan ketibaan Dajjal, Imam Al-Mahdi, dan turunnya Nabi Isa a.s yang mana kesemua ini adalah yanda-tanda akhir hari kiamat.
Dokumentari ini di ilhamkan oleh Hashemsfilmes di sokong dengan ayat-ayat dari kitab suci Al-Quran, Kitam Injil dan Kitab Taurat. The Arrivals ialah projek kerjasama diantara Noreagaa dan Achernahr. 50 siri dokumentari ini telah mendapat rating yang tinggi di youtube sejak ia dihasilkan. Mendapat pelbagai komen dan sudah tentu ada juga kritikan.
Anda di dasarankan untuk menonton bahagian intro, siri 1 - 50, dan bahagian outro untuk memahami apa sebenar yang ingin disampaikan. Banyak? Jangan risau - anda akan rasa tidak sabar untuk menonton episod-episod seterusnya jika anda mula menontonnya!!
Mengikut kata penulis, anda tidak boleh menonton cuma 1 atau 2 bahagian sahaja dan memutuskan siri ini menceritakan sesuatu yang masuk akal. Anda mesti menonton kesemuanya untuk memahami cerita sepenuhnya.
Berikut adalah siri-siri yang terdapat di dalam The Arrivals :
- Intro
- Proof from the Quran / Bukti dari Al-Quran
- Mind Control / Kawalan Minda
- Children Mind Control / Kawalan Minda Kanak-Kanak
- Proof of the Dajjal's Arrival / Bukti Ketibaan Dajjal
- Architecture & Energy / Binaan Arkitek dan Tenaga
- Battle of Human Energy / Peperangan Tenaga Manusia
- The Pharaohs of Today / Firaun Masa Kini
- Shocking Evidence of the Pharaohs / Bukti Mengejutkan Mengenai Firaun
- Hashemfilms / Mengenai Hashemfilms
- New Wordly Order / Pemerintahan Duniawi Baru
- Musical Sorcery / Sihir Muzik
- Light Up the Darkness / Terangi Kegelapan
- Lady In Red / Wanita Berbaju Merah
- The Hollywood Deception / Penipuan Hollywood
- Hollywood & The Promised Land / Hollywood dan Dunia yang Dijanjikan
- The Media and Islam / Media dan Islam
- War On Terror / Perang Memerangi Keganasan
- Hypocrisy of Democrasy / Hipokrasi dan Demokrasi
- The UFO Phenomena (1) / Fenomena UFO (1)
- The UFO Phenomena (2) / Fenomena UFO (2)
- What Is Yet To Come / Apa Lagi Selepas Ini?
- Our Satanic Pop Culture / Budaya Pop Syaitan
- Materialism & The Battle Within / Kebendaan dan Peperangan Dalaman
- Freedom Unplugged / Kebebasan di Cabut
- The Dajjal Is Here (1) / Dajjal Sudah Tiba (1)
- The Dajjal Is Here (2) / Dajjal Sudah Tiba (2)
- Why Satanism Is Practised By Our Leaders (1) / Mengapa Kesyaitanan diamalkan Oleh Pemerintah-Pemerintah Dunia (1)
- Why Satanism Is Practised By Our Leaders (2) / Mengapa Kesyaitanan diamalkan Oleh Pemerintah-Pemerintah Dunia (2)
- The Truth About The Gods / Perkara Sebenranya tentang Tuhan-Tuhan Itu
- The Checkered Floor & The Gods - Lantai Hitam Putih dan "Tuhan-Tuhan Itu"
- The Great Deception / Penipuan Teragung
- The Most Valuable Truth / Kebenraran Paling Bernilai
- The Choice Is Yours / Pilihan Terletak di Tangan Kamu
- The Infiltration of Religion / Pencerobohan Agama
- The Temple of Solomon / Istana Nabi Sulaiman
- The Story of Jesus / Kisah Nabi Isa
- The Sun God / Tuhan Matahari
- The Story of Islam / Kisah Islam
- The Imam & The Caliphs / Imam dan Khalifah
- The Common Ground / Persamaan yang di Kongsi Bersama
- The Bloodlines / Dua Keturunan
- The Gatekeepers / Penjaga Gerbang
- The Symbolism of 9-11 / Perlambangan 9-11
- The Significance of Kaaba / Kepentingan Ka'bah
- The Kaaba & The 9-11 Ritual / Ka'bah dan upacara 9-11
- The Complete Human / Insan yang Lengkap
- The Free Human / Manusia Bebas
- The Arrival of Mahdi / Ketibaan Imam Mahdi
- The Arrival of the Dajjal / Ketibaan Dajjal
- The Arrival of Jesus The Messiah / Ketibaan Nabi Isa
- Outro
- Video : 90/100
- Audio : 90/100
Saturday, April 10, 2010
Kedai Online PERCUMA!!
- Mempunyai produk tetapi tidak tahu bagaimana cara memasarkan secara online
- Telah mempunyai BLOG perniagaan sendiri tetapi mahu mencuba memasarkan menggunakan kaedah yang lebih sistematik
- Ingin menyertai kelompok 1,000 peniaga bumiputra yang menjalankan perniagaan online secara bersama-sama (bergerak di dalam kumpulan lebih baik dari bersendirian)
Monday, March 29, 2010
Biodata Iblis. Anda di mana?
Nama sebenar : Iblis Laknatullah
Nama glamour : Hantu,syaitan,pelesit,jembalang,langsuir dll
Kelahiran : Bermula dari keengganannya sujud kepada Nabi Adam a.s
Status diri : Fasik kelas pertama
Agama : Kufur
Tempat Tinggal : Di hati-hati mereka yang lalai
Alamat Tetap : Neraka jahanam
Isteri : Setiap wanita yang tidak menutup aurat, tidak mentaati Allah,Rasul dan suaminya
Kaum kerabat : Semua golongan yang menentang dan memusuhi Allah
Cita-Cita
Modal pusingan : Angan angan kosong dan tipu daya yg halus
Tempat pertemuan : Konsert-konsert hiburan,Pasar-pasar dan di semua tempat jual beli
Musuh ketat : Setiap orang Islam yang beriman dan bertakwa
Sahabat karib : Anak-anak Adam
Motto kerja : 'Hipokrasi asas akhlak'
Hobi : Melalaikan orang dari mengingati Allah, menggoda manusia lalu menyesatkannya
Cita cita : Supaya semua makhluk di muka bumi ini menjadi kafir
Tempat Operasi & Rakan setugas
Sukan (yg tidak digemari) : Acara Langkah seribu (Semasa Malaikat Maut ingin mencabut nyawa)
Kelemahan diri : Bila Manusia membaca istighfar
Mentor yg dikagumi : Manusia yg mempunyai berkelebihan lebih dari dirinya
Logo : Sebarang tatoo
Pejabat operasi : Tandas,bilik air, tempat yang bernajis dan kotor serta tempat-tempat maksiat
Rakan kongsi : Golongan munafik serta syaitan-syaitan dari kalangan jin dan manusia
Sumber pendapatan : Segala harta yang diperoleh dengan jalan haram dan riba
Jenis perkhidmatan : Menggalakkan manusia mengerjakan kemungkaran dan derhaka terhadap Allah SWT
Tempoh perkhidmatan: Sehingga hari khiamat
Matlamat Sebenar : Membawa Anak cucu Adam bersama-sama ke Neraka Jahanam
Teman sejawat : Orang yang suka mendiamkan dirinya dari menyatakan kebenaran
Ganjaran : Dosa-dosa kecil/besar dan kemurkaan Allah
Pembantu setia : Orang yang suka mengumpat, mencaci, memaki hamun, menghasut, pendengki dan pendendam
Pengalaman & Kenangan
Peristiwa yg tak dapat dilupakan : Semasa Allah menjadikan Nabi Adam a.s
Kenangan manis : Di waktu manusia diambang shakratulmaut, mati dalam kekafiran
Kenangan pahit : Manusia yg digodanya mati dalam keimanan
Makanan kegemaran : Daging orang mati, segala najis dan kotoran
Minuman yg digemari : Wiski,brandi,taqila,todi,wine,arak dan semua minuman yg memabukkan
Yang paling ditakuti: Orang mukmin yang bertakwa
Yang paling dibenci : Orang yang sentiasa berzikir dan mengingati Allah
Alat perangkap : Wanita-wanita cantik,model,pelacur,pragawati,dan sebagainya
Saat ajal : Bila tiba waktu yang ditentukan Allah di hari kiamat kelak
Saat mendukacitakan
Yg paling membosankan : Bila tiada lagi manusia yg mahu mengikuti kemahuannya
Tugas yg paling meletihkan : Menganggu manusia kearah kebaikkan kerana Allah Taala
Tugas yang paling disukai : Mengajak melakukan Homoseks,lesbian dan berzina
Janji kepada manusia : Janji janji kosong,angan angan dan tipu daya
Yang membuatnya gembira : Manusia yg mengikut jejak langkahnya
Saat yg mendukacitakannya : Manusia yg mempunyai cita cita untuk bertaubat
Yang membuatnya menangis : Bila Manusia yg disayanginya sujud kepada Allah SWT
Tuesday, March 2, 2010
Pakej Hosting Hilang Akal!!! Serendah RM40 setahun!!
Kat sini : http://letsclick.co.cc/CheapHost
Specs :
- Space 200mb - RM40
- Space 500mb - RM80
- Space 1gb - RM100
Tambah RM35 untuk domain anda sendiri!!
Berbaloi Baloi!!!
Dapatkannya hari ini!!!
http://letsclick.co.cc/CheapHost
Wednesday, February 24, 2010
Kisah Rasulullah dan Pengemis Buta
harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya,
Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu
pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan
dipengaruhinya.
Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan
makanan,
dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang
dibawanya
kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang
menyuapinya
itu adalah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari
sampai beliau wafat.
Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang membawakan
makanan setiap
pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat
Rasulullah SAW yakni
Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak
bukan merupakan
isteri Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu,Anakku,
adakah kebiasaan
kekasihku yang belum aku kerjakan?
Aisyah RA menjawab,Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan
hampir tidak ada
satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja.
Apakah Itu?, tanya Abubakar RA.
Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan
membawakan
makanan untuk
seorang pengemis Yahudi buta yang ada disana, kata Aisyah RA.
Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk
diberikan kepada
pengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan
itu kepadanya.
Ketika Abubakar RA mulai menyuapinya, sipengemis marah sambil menghardik,
Siapakah kamu?
Abubakar RA menjawab,Aku orang yang biasa (mendatangi engkau).
Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku, bantah si
pengemis
buta itu.
Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak
susah mulut ini mengunyah.
Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku,
tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut,
setelah itu ia berikan padaku, pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata
kepada pengemis itu,
Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah
seorang
dari sahabatnya,
orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW.
Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan Abubakar
RA, dan kemudian berkata,
Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya,
ia tidak pernah memarahiku sedikitpun,
ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia....
Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar RA
saat itu juga
dan sejak hari itu menjadi muslim.
Nah, wahai saudaraku, bisakah kita meneladani kemuliaan akhlaq Rasulullah
SAW?
Atau adakah setidaknya niatan untuk meneladani beliau?
Beliau adalah ahsanul akhlaq, semulia-mulia akhlaq.
Kalaupun tidak bisa kita meneladani beliau seratus persen, alangkah
baiknya kita berusaha
meneladani sedikit demi sedikit, kita mulai dari apa yang kita sanggup
melakukannya....
Monday, January 25, 2010
Lucu kan? (Kisah lucu yg tak berapa lucu)
Lucu kan, bila kita rasa amat lama untuk berzikir selama satu jam, tetapi kita merasa amat sekejap menyaksikan perlawanan bolasepak selama satu jam setengah.
Lucu kan, kita terasa amat lama duduk ittiqaf di masjid sejam dua, tetapi tidak rasa apa-apa untuk menonton filem yang panjang.
Lucu kan, kita tidak tahu apa yang nak didoakan, tetapi kita tidak ada masalah bersembang berjam-jam dengan kawan.
Lucu kan, kita naik semangat bila ada tambahan masa dalam perlawanan bolasepak , tetapi kita merungut bila sembahyang terawih panjang sedikit daripada biasa.
Lucu kan, beratnya untuk membaca satu juzuk al-Quran, tetapi dengan mudah kita membaca seratus muka surat novel kegemaran kita.
Lucu kan , kita berebut mendapatkan tempat duduk di depan dalam perlawanan bolasepak atau konsert tetapi kita selesa berada di saf belakang sembahyang jemaah supaya senang kita keluar nanti.
Lucu kan, kita perlu buat temujanji dua tiga minggu untuk tetapkan program masjid tetapi kita boleh tetapkan program lain serta merta.
Lucu kan, betapa sukarnya untuk mengeluarkan beberapa perkataan untuk mengajak kawan kepada kebaikan, tetapi kita amat mudah untuk mendengar dan menyebarkan gosip.
Lucu kan, kita percaya bulat-bulat apa yang suratkhabar beritahu , tetapi kita mempersoalkan kebenaran ayat-ayat al-Quran.
Lucu kan , semua orang hendak pergi ke syurga tanpa perlu beriman, berusaha atau berbuat sesuatu.
petikan dari email.
Sunday, January 10, 2010
Kenapa Lelaki Tak Boleh Menulis di Ruangan NASIHAT
Terjemahan :
Soalan :
Kehadapan John,
Saya harap saudara dapat membantu saya. Pada satu hari, saya seperti biasa ke tempat kerja - dan semasa saya keluar, suami saya pada masa tu sedang menonton TV. Tiba-tiba kereta saya terhenti dan rosak kira-kira satu batu jaraknya dari rumah. Saya terpaksa menapak kembali ke rumah untuk mendapatkan bantuan dari suami saya. Saya tak percaya apa yang saya lihat semasa sampai dirumah. Pada masa itu, dia sedang berada di dalam bilik tidur bersama-sama dengan anak jiran saya!!
Umur saya 32 tahun. Suami saya pula berumur 34 tahun dan anak perempuan jiran saya pula berumur 19 tahun. Kami telah berkahwin selama 10 tahun. Bila saya bertanya kepadanya, dia menangis dan memberitahu saya bahawa dia telah menjalin hubungan dengan budak perempuan tersebut semenjak 6 bulan lalu. Dia bertegas tidak akan mendapatkan khidmat nasihat untuk menyesaikan masalah ini. Saya dah putus asa dan amat memerlukan nasihat dari saudara. Tolonglah bantu saya.
Yang benar, Sheila.
Jawapan :
Kehadapan Sheila,
Enjin kereta tiba-tiba mati selepas dipandu untuk jarak yang dekat mungkin diakibatkan oleh pelbagai masalah dari enjin. Mulakan dengan memastikan tiada bendasing yang menghalang saluran minyak kereta saudari. Jika tiada masalah pada saluran minyak, sila periksa pada paip vakum, ruang / rungga tempat mengisi minyak dan bahagaian pendawaian bumi. Jika kesemua langkah tersebut tidak berkesan, ianya berkemungkinan pengepam minyak pada bahagian enjin yang bermasalah - menghasilkan tekanan yang tidak cukup tinggi untuk mengalirkan minyak kepada bahagian injector.
Saya harap pandangan saya ini dapat menyelesaikan masalah saudari.
John.
Wednesday, January 6, 2010
HALAL Beef!!!
yuk!!!
Halal ker ni? Musykil pulak...
Friday, January 1, 2010
Cinta Tanpa Syarat
Artikel ni dah lama terperuk dalam archive section email saya. Saya letakkan di blog ini sebagai bahan bacaan dan renungan bersama.
Dan hendaklah engkau merendah diri kepada keduanya kerana belas kasihan dan kasih sayangmu, dan doakanlah (untuk mereka, dengan berkata): "Wahai Tuhanku! Cucurilah rahmat kepada mereka berdua sebagaimana mereka telah mencurahkan kasih sayangnya memelihara dan mendidikku semasa kecil." (Al-Israa' 17: 24)
"Ya Allah, ampunkanlah dosaku, ampunkan dosa ibu bapaku dan rahmatilah mereka dengan kasih sayang-Mu, sebagaimana mereka menyayangiku ketika diriku masih kecil".
Itulah doa saya sebentar tadi, semasa bersolat zohor.
Entah kenapa, tiba-tiba hati saya terlalu tersentuh dengan doa tersebut. Sedangkan sudah berkali-kali saya membaca doa yang sama. Adakah kerana rindu saya terhadap ayahanda yang sudah masuk 14 tahun meninggalkan kami. Ya, saya rindukannya, terutamanya ketika hidup saya diasak dengan pelbagai cabaran, dan saya rindukan tangan ayahanda yang sering menepuk bahu agar masalah saya mengecil dan pergi oleh senyumannya.
Apakah saya terharu kerana saya rindukan bonda di kampung. Kampung yang sunyi, bersama teman-teman berbualnya yang pulang ke pangkuan Ilahi, seorang demi seorang. Bonda memang kesepian, hanya panggilan telefon dari anak-anaknya sahajalah pengubat sunyi itu. Mujurlah bonda kuat membaca. Majalah I saya hantarkan setiap bulan, kulit ke kulit habis dibacanya. Tazkirah Untuk Orang Mengaji oleh Ustaz Sonharji, saya belikan dan cepat sekali bonda menghadamnya. Kata bonda, "jika sunyi dan tak buat apa-apa, kenalah baca buku. Kalau dibiarkan otak beku, nanti datang jemu dan nyanyuk, jadi pelupa dan kemudian susahlah anak-anak nak melayan orang tua yang begitu."
Saya memang rindukan bonda. Bonda saya juga rindukan suaminya. Jika diselak langsir dapur, sayup-sayup kelihatan sepasang nisan makam ayahanda di tepi masjid sebelah rumah. Bonda sering termenung di tingkap itu, merenung kisah silam mereka, dan kenangan manis membesarkan kami berlima. Arwah nenda pernah berkata, "aku hairan tengok kamu berlima ni. Dari kecil sampai besar, tak pernah bergaduh. Walhal hero-hero belaka!" Saya juga terkenang, memang kami berlima hero-hero belaka. Semua adik beradik saya lelaki tetapi kami memang tidak pernah bergaduh.
Mungkin semua itu kerana watak ayah. Dia menjadi tumpuan kami dan kami sentiasa bergelak ketawa hingga ke meja makan. Kami tiada masa untuk bergaduh kerana semua ketawa dan sedih kami adalah bersama ayah. Namun selepas ayahanda pergi mengejut oleh serangan jantung, keluarga kami sunyi hilang ketawa. Sepi..
Kucing-kucing belaan kami yang suka menjilat peluh ayah semasa dia sakit terlantar, turut mati seekor demi seekor. Begitulah kami di rumah, tertumpu pada ayah. Kini ibu saya pula melayan sepi dan sunyi itu sendirian. Saya sangka, saya sukar menemankan bonda kerana saya terhumban di hujung benua. Selepas lebih sedekad saya di luar negara, saya segera pulang ke kampung halaman. Namun selepas bekerja di KL, rupa-rupanya keadaan tidak banyak berubah. Saya masih sukar untuk balik ke kampung, akibat Kuala Lumpur dan kehidupan saya yang amat menekan masa.
Saya jatuh rindu dan saya mohon ampun dari Allah atas dosa saya membiarkan bonda kesunyian di kampung.
Tetapi tengah hari tadi, saya tidak hiba kerana itu. Ada sesuatu yang lebih halus darinya. Mungkin sebentar tadi, buat kali pertamanya saya dapat merasakan apakah sebenarnya yang saya minta dari Allah, Tuhan yang telah memberikan seorang ibu dan bapa yang pengasih kepada saya.
Mengapakah apabila saya merintih keampunan dari Allah, saya kaitkan ia dengan kasih sayang bonda dan ayah semasa saya kecil?
Hari ini saya berusaha memikirkan jawapannya.
"Rizal minta maaf emak sebab susah sangat nak balik ke Ipoh. Kerja tak habis-habis. Lagi pun ada masanya Rizal cuti, tapi Muna pula yang kerja. Saif selalu menyebut tentang opahnya. Naurah pun dah makin besar. Dan pandai mengajuk cakap", keluhan saya kepada bonda beberapa ketika yang lalu.
"Tak apa, mak pun minta maaf sebab jarang dapat ke Kuala Lumpur. Kaki mak ni asyik sakit, kepala pun berat. Tak seronok nak berjalan-jalan kalau begini. Datang rumah kamu pun nanti menyusahkan sahaja. Asalkan kamu ingat emak dalam doa, Alhamdulillah", itulah suara dari hati bonda.
Semasa berdoa tadi baru saya sedar, ibu saya amat pemaaf. Dia memaafkan saya dan adik beradik yang lain tanpa menyoal apa-apa. Paling menyerlah, pemaaf bonda semasa saya kecil...
Saya pernah teringin untuk minum air sirap ros, tetapi patinya sudah habis. Semasa bonda sibuk menanda buku latihan anak-anak muridnya, saya ke dapur dan cuba memasak gula di dalam periuk. Secawan gula dicampur dengan pewarna merah, dimasak di atas api. Saya baru darjah tiga dan tidak terfikir untuk menambah air. Akhirnya gula hangus dan beku, periuk berkerak dan hampir mustahil untuk dibersihkan. Kerana takut, saya simpan periuk itu di dalam kabinet dapur. Seminggu masa berlalu, apabila bonda terjumpa periuk itu, dia tahu itu angkara saya. Dia tidak marah tetapi mencebikkan muka kesedihan.
"Emak tak marah?", saya cuba memberanikan diri bertanya.
"Emak tak marah kamu cuba masak gula ni. Tapi emak sedih sebab kamu sorok periuk ni dalam kabinet", itulah katanya.
Saya menangis kerana terasa bersalah cuba menipu bonda dan dia dengan segera memujuk.
Saya pernah cuba membasuh kain sendiri, tetapi kerana lupa memasukkan getah ke bilik air, habis seluruh dapur banjir ditenggelami air sabun. Bonda tidak marah.
Saya juga pernah berayun di buaian sambil berdiri walaupun ditegah. Apabila buaian terlalu laju, saya tercampak dan muka tersembam ke pasu bunga. Sampai ke hari ini saya masih dapat merasa tuam pasir panas di pipi yang sudah kebiru-biruan. Bonda tidak marah.
Ayahanda juga tiada bezanya. Dia tidak pernah memaksa saya membaca buku tetapi jika gagal mendapat tempat pertama, dia menepuk bahu saya sambil berkata, "nanti mainlah lagi ya. Jangan baca buku."
Dia tidak marah tetapi saya sendiri yang rasa terseksa dan bersalah.
Saya pernah bergaduh dengan Pengetua di sekolah. "Maaf ustaz, kalau begitulah cakap ustaz, saya pun 'tak hingin' nak sekolah di sini!", jiwa anak muda di Tingkatan 4 memberontak. Saya pulang ke asrama, mengemas beg baju dan langsung meninggalkan Negeri Sembilan untuk pulang ke kampung tanpa berfikir panjang.
Saya tiba di Ipoh selewat jam 11 malam. Ayah amat terkejut dengan tindakan saya berhenti sekolah, tetapi dia tidak marah. Dia berikan saya wang RM50 sambil berkata, "ambil duit ni dan uruskan sendiri kamu nak bersekolah mana selepas ini". Itu cara ayah saya. Dia jarang sekali marah.
Ayah dan bonda saya amat mudah memaafkan saya. Tidak kira apa sahaja karenah kami, mereka memaafkan kami seadanya. Mereka menerima kami sebagai anak-anak yang banyak kelemahan dan atas penerimaan itu, mereka mengasihi kami TANPA SYARAT.
Ayah dan bonda menerima saya atas segala yang ada pada diri ini. Saya taat atau degil, saya rajin dan saya culas, saya senyum atau saya menjerit, mereka menerima saya seadanya. Mereka terus menyayangi dan mengasihi saya tanpa syarat. Mereka tidak pernah memberitahu saya bahawa semua kebaikan yang mereka buat selama ini, mesti dibalas apabila kami telah dewasa. Kami balas atau tidak, kami ingat atau lupa, tugas mereka hanyalah membesarkan kami dengan penuh kasih sayang, TANPA SYARAT.
Allah memberikan percikan sifat Rahman dan Rahim untuk makhluk-Nya mengasihi tanpa syarat, hanyalah pada naluri dan hati seorang ibu dan bapa kepada anaknya. Suami mengasihi isteri, sering mengharap balas. Isteri mengasihi suami, kerap juga ada sesuatu yang terselindung di sebaliknya. Apatah lagi jika hanya antara dua sahabat. Sukar untuk dipastikan tulus persahabatan mereka. Bolehkah seorang sahabat memaafkan sahabatnya tanpa syarat? Mungkin ada, tapi sering tiada.
Apa yang pasti, hanya ibu bapa sahaja yang mampu mengasihi anak-anaknya tanpa syarat. Sebab itulah anak-anak tidak mampu membalas kasih itu. Jika seorang anak jatuh sakit, ibu bapa sanggup berjaga malam dan berdoa agar si anak sembuh dan dipanjangkan umur. Namun apabila tiba giliran anak menjaga ibu bapanya, mereka mungkin terus menjaga, tetapi hati mudah berkata, "bilalah orang tua ini nak mati!". Ya Allah, lindungilah aku dari menjadi anak seperti itu.
Hati saya amat sedih melihat kaum Cina di KL berebut-rebut menghantar ibu dan bapa mereka ke wad kecemasan Hospital UKM sehari sebelum Tahun Baru Cina. Pesakit berumur 60 tahun (kalau tak silap saya) ke atas, rawatan di HUKM adalah percuma. Maka inilah cara mudah mereka untuk get rid ibu bapa mereka di musim perayaan. Kalau hantar ke rumah orang tua-tua, mahal pulak bayarannya. Allah Allah....
Saya masih ingat dialog ayah tengah hari itu. Dia baru sahaja pulang dari menunaikan Haji.
"Abah kat Mekah doa apa, abah?", saya bertanya.
"Abah doa supaya Allah jangan panjangkan umur abah sampai nyanyuk. Takut anak-anak tak tahan. Takut kamu jadi anak durhaka!", kata ayah saya sambil mata redupnya merenung saya yang terkelu lidah. "Abah, jangan cakap macam tu...", saya sebak dan hanya mampu membiarkan air mata kering di pipi. Ayah pergi meninggalkan kami pada malam hari lahir saya yang ke-17, hanya setahun lebih selepas perbualan kami itu.
Anak-anak, jiwanya tidak sebesar ayah dan bonda. Kasihnya kadang-kadang tidak sampai ke makam ayah dan bonda. Namun seorang ibu dan ayah, mampu menahan pedih dan perit membesarkan anak-anaknya. Bukan setahun dua malah majoriti nyawa dan usia. Mereka mampu membelai, mereka mudah memaafkan kita, kerana mereka kasih dan cinta, dengan CINTA TANPA SYARAT.
Ya Allah, aku lemah, aku banyak dosa. Aku suka mengeluh, aku kerap lalai dan alpa. Ampunkanlah aku yang Allah. Ampunkan diriku dengan pengampunan oleh sifat-Mu yang Maha Pengampun, Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ampun dan kasihanilah aku, mudah-mudahan tanpa banyak hisab, tanpa banyak syarat, sebagaimana ibu bapaku memaafkan aku tanpa syarat, mengasihiku tanpa mengharapkan balasan.
Ampunkan jua mereka, dan limpahkan Rahmah-Mu kepada mereka. Mereka yang mengasihiku tanpa syarat, Kau maafkan mereka dan limpahkan Kasih-sayangMu kepada mereka, tanpa hisab dan syarat...
NAMUN...
Mungkinkah semua itu, Allah kurniakan kepada saya? Siapakah saya untuk meminta pengampunan yang terus tanpa syarat? Malah jika setiap detik hidup dalam sehari itu dihitung, terasa betapa dosa sahaja yang banyak berbekas. Sedangkan tanpa saya sedar saya banyak meletakkan syarat terhadap Allah. Aku ingat kepada-Mu, dengan syarat aku sudah hilang penyelesaian. Aku sanggup lakukan apa yang Engkau suruh, tetapi selepas aku melihat apa kebaikan yang aku dapat!
Hinanya diriku. Lupa sudah pada hakikat diri sebagai hamba. Hamba yang tidak layak meminta, apatah lagi untuk meletakkan syarat kepada Tuhannya. Astaghfirullah.
Menghitung hari, padanya terpalit pelbagai dosa. Paling kurang, setiap hari saya dibelenggu rasa terkilan dan berdosa kerana bonda kesunyian di kampung. Setelah pulang ke Malaysia, saya masih belum dapat menjaganya di depan mata.
Bayangkan, jika Allah mengampunkan kita dengan syarat, binasalah diri ini. Mampukah saya lepas segala syarat itu? Jika Allah syaratkan setiap solatku mesti khusyuk, apakah ada satu solatku yang sampai kepada apa yang Allah syaratkan itu?
Sesungguhnya tidak mungkin kita selamat dengan hanya melihat pada amalan. Melainkan Rahmat Allah itu jualah jawapannya. Dengan kasih sayang-Nya.
Tetapi Rahmat Allah bukan perkara kecil. Ia diminta dengan tawasul kita kepada sifat al-Wahhab Allah SWT. Saya baru mendengar kuliah 99 nama Allah tentang al-Wahhab dari Ustaz Kariman dan ia menambah hiba di hati saya.
Allah sebagai Tuhan yang bersifat al-Wahhab bermaksud Yang Maha Memberi. Namun memberi dengan sifat al-Wahhab itu, terkandung di dalamnya lima sifat:
Memberi tanpa meminta apa-apa balasan. Allah, Tuhan yang al-Wahhab itu Maha Kaya, tidak perlu kepada Makhluk. Kerana itulah Allah SWT Memberi dengan sifat-Nya yang al-Wahhab tanpa mengurangkan langsung perbendaharaan-Nya. Percikan sifat al-Wahhab itu Allah limpahkan kepada jiwa ibu bapa kita agar mereka kaya dengan kasih dan sayang. Sayang kepada seorang anak tidak berbeza dengan sayangnya kepada 9 anak yang menyusul kemudian. Anak durhaka, menconteng arang ke muka, mereka masih terus memberi kasih sayang, kerana mereka beroleh kasih sayang Rahmat Allah yang al-Wahhab.
Memberi secara berulang-ulang. Al-Wahhab terus memberi berulang kali, tidak jemu Memberi dan tidak Marah diminta. Percikan sifat inilah yang Allah limpahkan ke jiwa ibu bapa kita. Mintalah susu pada setiap malam di usia kecilmu. Ibu akan bangun merapa dinding mencari cahaya, demi anak yang diberikan hati dan cinta. Dia tidak jemu, bahkan sejurus selepas kita dewasa, diberikannya pula cinta itu kepada adik kecil yang baru menjenguk datang ke hidup duniawi.
Memberi tanpa diminta. Allah SWT Tuhan yang al-Wahhab, memberi tanpa diminta. Hitunglah pada pelbagai yang ada di sekeliling kita. Dia berikan kita wajah yang cantik tanpa kita minta. Dia berikan kita sahabat yang baik, tanpa kita minta dan jangka. Allah itu Maha Memberi dengan sifat-Nya yang al-Wahhab. Sifat inilah yang Allah tanamkan kepada naluri ibu dan bapa. Pelbagai keperluan dan hiasan hidup diberikan tanpa diminta. Ibu mencium dahi, ayah menyapu kepala, semuanya demi sayang mereka kepada kita, sayang yang diberi tanpa diminta.
Memberi sesuatu yang amat berharga. Allah Dia yang al-Wahhab memberi dengan sifat itu perkara-perkara besar yang amat berharga. Dia kurniakan kita dengan sifat al-Wahhab itu, bukanlah hiasan-hiasan dunia yang tidak berharga. Al-Wahhab, dari-Nya datang RAHMAT yang menyelamatkan kita, mengampunkan kita, memelihara kita tanpa menghitung-hitung satu taat dibalas nikmat, satu maksiat dibalas binasa dan kiamat. Peluang demi peluang diberikan. Sehinggalah sampai masa pintu taubat itu Dia tutup atau kita menutupnya sendiri. Semuanya diberikan kerana kita hidup untuk TUJUAN yang besar. Cebis-cebis sifat inilah Allah limpahkan kepada jiwa ibu dan bapa kita. Diberikannya kasih sayang yang tidak mampu diberi walau oleh dua pasangan yang paling bercinta. Kasihnya ibu membawa ke syurga, kasihnya ayah selama-lama. Semuanya diberi agar kita membesar penuh sempurna, menjadi insan yang berjaya dan mulia.
-
Memberi sesuatu yang baik untuk menghasilkan kebaikan. Allah jua dengan sifat al-Wahhab memberikan pelbagai kebaikan kepada kita, agar dengan kebaikan itu kita sambut dengan syukur dan taat, berupa khidmat kepada sesama insan. Diberikan-Nya kita harta, agar kita bersedekah. Diberikan-Nya kita ilmu agar kita berdakwah. Diberikan-Nya kita pelbagai yang baik, agar dengannya kita berbuat baik.
Kita mohon agar Allah limpahkan Rahmat-Nya kepada kedua ibu bapa kita. Allah memberikan rahmat itu dengan sifat al-Wahhab-Nya. Dengan itu jualah diberikan-Nya ibu dan bapa kita kasih sayang tanpa syarat untuk anak-anak mereka. Dengan itu jualah mudah-mudahan Allah mengasihani kita tanpa syarat, mengampunkan kita tanpa syarat. Kerana syarat Allah terlalu perkasa untuk disahut oleh hamba yang lemah dan kerdil seperti kita.
"Ya Allah, ampunkanlah dosaku, ampunkan dosa ibu bapaku dan rahmatilah mereka dengan kasih sayang-Mu, sebagaimana mereka menyayangiku ketika diriku masih kecil".
Ameen.